BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendekatan
pembelajaran menulis merupakan sudut pandang kita terhadap suatu proses
pembelajaran, dimana dalam proses pembelajaran menulis tersebut menggambarkan suatu
bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami oleh pembaca.
Pendekatan pembelajaran menulis di SD diantaranya adalah pendekatan
komunikatif, pendekatan integratif, pendekatan keterampilan proses dan
pendekatan tematis.
Metode
menurut kamus bahasa indonesia: metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Metode dalam pembelajaran menulis yaitu metode langsung, metode komunikatif,
metode integratif, metode tematik, metode Konstruktivistik dan metode
kontekstual.
Teknik
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplimentasikan suatu
metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah
yang dilakukan berjalan efektif dan efisien.? Dengan demikian sebelum seorang
melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran menulis.?
2. Apa
metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis.?
3. Bagaimana
Teknik pembelajaran menulis.?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pendekatan pembelajaran menulis.
2. Mengetahui
metode pembelajaran menulis.
3. Mengetahui
teknik pembelajaran menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Pembelajaran
Menulis
1. Pengertian
Pendekatan
Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. [1]
2. Pengertian
Menulis menurut para Ahli
Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu ( Lado,1964).[2]
Menulis
merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan atau pesan,Rusyana( 1998:191).[3]
Menulis
adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan
penulis dapat di pahami pembaca (tarigan, 1986:21).[4]
Menulis
adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam
tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/dibaca
(Tatkala, 1982).[5]
Berdasarkan
konsep di atas dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak
langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol
sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.[6]
Dari
definisi diatas dapat dikemukaan bahwa menulis adalah sebuah proses
berkomunikasi secara tidak langsung antara penulis dengan pembacanya. Sebuah
tulisan dibuat untuk dipahami maksud dan tujuannya sehingga proses yang
dilakukan penulis tidaklah sia-sia.[7]
3. Pengertian
Pendekatan Pembelajaran Menulis
Pendekatan pembelajaran
menulis merupakan sudut pandang kita terhadap suatu proses pembelajaran, dimana
dalam proses pembelajaran menulis tersebut menggambarkan suatu bahasa sehingga
pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami oleh pembaca.[8]
a. Beberapa
pendekatan dalam pembelajaran menulis
1) Dalam
pembelajaran menulis ada beberapa pendekatan yang sering muncul, berikut ini
pendekatan dalam pembelajaran menulis menurut Proett dan Gill (1986).[9]
a) Pendekatan
frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang, sekalipun tidak dikoreksi,
akan membantu meningkatkan keterampilan menulis seseorang.[10]
b) Pendekatan
gramatikal berpendapat bahwa pengetahuan orang mengenai struktur bahasa akan
mempercepat kemahiran orang dalam menulis.[11]
c) Pendekatan
koreksi berkata bahwa seseorang menjadi penulis karena dia menerima banyak
koreksi atau masukan yang diperoleh atas tulisannya.[12]
d) Pendekatan
formal mengungkapkan bahwa keterampilan menulis akan diperoleh bila pengetahuan
bahasa, pengalineaan, pewacanaan, serta konvensi atau aturan penulisan dikuasai
dengan baik[13]
2) Sedangkan
pendekatan pembelajaran menulis yang sering dijumpai di SD adalah sebagai
berikut:
a) Pendekatan
Komunikatif
Pendekatan
komunikatif merupakan pendekatan yang memfokuskan pada keterampilan peserta
didik yang mengimplementasikan fungsi bahasa untuk berkomunikasi dalam
pembelajaran.[14]
b) Pendekatan
Integratif
Pendekatan
yang menekankan pada keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca dan menulis) dalam pembelajaran.[15]
c) Pendekatan
Keterampilan Proses
Pendekatan
ini memfokuskan keterampilan peserta didik dalam mengamati, mengkalsifikasi,
menginterpretasi dan mengkomunikasikan.[16]
d) Pendekatan
Tematis
Pendekatan
yang menekankan pada tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam
pembelajaran.[17]
B.
Metode Pembelajaran
Menulis
Metode
menurut kamus bahasa indonesia: metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[18]
Metode
menurut Hebert Bisno (1969): metode adalah teknik-teknik yang generalisasikan dengan
baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalm satu disiplin,
praktek, atau bidang disiplin dan praktek.[19]
Metode
menurut Rothwell dan Kazanas : metode adalah cara, pendekatan, atau proses
untuk menyampaikan informasi.[20]
a. Metode
langsung
Metode pengajaran
langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode langsung, terdapat
lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase
pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan. Sebagai
contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu sebuah desa atau
melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa. Dari gambar tersebut,
siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.[21]
b. Metode
Komunikatif
Desain yang bermuatan
metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap
tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran
dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir.
Sebagai contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis
dialog. Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.[22]
c. Metode
Integratif
Integratif berarti
menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integrtif terbagi menjadi
dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi
artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Sebagai
contoh: menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Adapun
antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang
studi. Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia dengan matematika
atau dengan bidang studi lain.[23]
d. Metode
Tematik
Dalam metode tematik,
semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam
satu unit pertemuan. Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai
dengan perkembangan dan lingkungan siswa. Siswa berangkat dari
konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan
pemahaman.[24]
e. Metode
Konstruktivistik
Asumsi sentral metode
konstruktivistik adalah belajar itu menemukan. Artinya, meskipun guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja
otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman
mereka. Konstruktivistik dimulai dari masalah yang sering muncul dari
siswa sendiri dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan menemukan
langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.[25]
f. Metode
Kontekstual
Pembelajaran dengan
menggunakan metode ini akan mempermudah dalam pembelajaran menulis, yakni
konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dengan kehidupan pembelajaran yang memotivasi siswa agar
menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.
Metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis
deskripsi. Siswa dapat belajar dalam situasi dunia nyata, tidak
dalam dunia awang-awang.[26]
C.
Teknik Pembelajaran
Menulis
Teknik
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplimentasikan suatu
metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah
yang dilakukan berjalan efektif dan efisien.? Dengan demikian sebelum seorang
melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.[27]
1.
Penulisan
Kapital atau Huruf Besar
Penggunaan
huruf kapital dalam tulisan ilmiah sering terjadi kesalahan penerapannya.
Kesalahan ini disebabkan beberapa factor, antara lain disebabkan karena
ketidaktauhan, kebiasaan, maupun karena pengaruh penggunaan bahasa yang tidak
resmi (bahasa gaul dan lain-lain). Secara umum, fungsi huruf kapital digunakan
sebagai huruf pertama dalam di kalimat. Namun secara perinci fungsi huruf
kapital, sebagai berikut.[28]
1)
Huruf kapital
atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.[29]
2)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama dalam kalimat yang beruba petikan langsung.[30]
3)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan (nama agama).[31]
4)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama gelar ( kehormatan, keturunan, agama),
jabatan, pangkat yang diikuti nama orang.[32]
5)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.[33]
6)
Huruf besar
dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa
sejarah.[34]
7)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi.[35]
8)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.[36]
9)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama semua kata didalam nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan, kecuali kata pertikel seperti: di, ke, dari, untuk,
yang dan sejenisnya, yang tidak terletak pada posisi awal.[37]
10) Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan
sapaan, kecuali gelar dokter.[38]
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapa, ibu, saudara, kakak, adik, dan
paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Kata “Anda” juga diawali
huruf kapital.[39]
2.
Penulisan Huruf
Miring
1)
Huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam karangan.[40]
2)
Huruf mirirng
dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata.[41]
3)
Huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan
bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.[42]
3.
Penulisan Huruf
Tebal
1)
Huruf tebal
dalam cetakan dipakai untuk menuliskan jududl buku, bab, bagian bab, daftar
isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.[43]
2)
Huruf tebal
tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata atau kelompok kata, untuk keperluan itu digunakan huruf miring.[44]
3)
Huruf tebal
dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan tema dan sub tema serta untuk
menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.[45]
D.
Penerapan Pendekatan
Keterampilan Proes dalam
Pengajaran Menulis
Proses atau tahap-tahap pendekatan
keterampilan proses tersebut kalau digambarkan dalam bentuk bagan adalah
sebagai berikut :
mengkomunikasikan
|
menerapkan
|
menafsirkan
|
menggolongkan
|
mengamati
|
Penerapan
pendekatan keterampilan proses ini dapat dijelaskan satu per satu sebagaimana
dapat Anda pelajari dalam Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, oleh Djago
Tarigan dan HG. Tarigan: 1987:23-25.
1. Mengamati
Dalam
kegiatan ini para siswa diberi kesempatan untuk menatap sebuah benda atau objek
tertentu dengan teliti. Sebaiknya pada waktu proses pengamatan ini, paa sisiwa
mencatat hal-hal yang sangat perlu yang nantinya dijadikan sebagai pokok-pokok
pikiran yang akan dikembangkan dalam menulis. [46]
Misalnya,
pada pagi hari anak-anak disuruh mengamati bagaimana keindahan alam ketika matahari
terbit.
Pokok-pokok
pikiran yang perlu dicatat, antara lain:
a. Jam
berapa matahari mulai terbit di tempat pengamatan?
b. Dimana
tempat pengamatan itu?
c. Bagaimana
kesan yang timbul setelah melihat matahari terbit?
d. Berapa
lama pengamatan itu dilakukan?[47]
2. Menggolongkan
Kegiatan
yang dilakukan dalam proses kedua ini ialah menggolongkan atau mencari
persamaan-persamaan, perbedaan-perbedaan atau mengelompokan sesuatu.
Dikaitkan
dengan contoh diatas, termasuk dalam kegiatan menggolongkan ini ialah dapat
mengelompokan kata-kata yang dapat dipergunakan sebagai penulisan pokok-pokok
pikiran atau pengelompokan jenis karangan yang akan disusun sesuai dengan objek
yang diamati.[48]
Apakah karangan dalam
bentuk puisi atau pantun?
Kalau
puisi bagaimana bentuknya, apakah pantun, syair atau gurindam yang sesuai
dengan objek yang diamati? Kalau prosa, apakah prosa deskripsi, narasi,
eksposisi, narasi, eksposisi, atau argumentasi yang sesuai dengan objek yang
diamati.
Kalau
sudah ditetapkan bentuk-bentuk yang sekiranya tepat dipergunakanuntuk
mengungkapkan objek yang diamati, maka dilanjutkan ketahap berikutya.[49]
3. Menafsirkan
Kegiatan
menafsirkan ialah mempertimbangkan untuk mencari bentuk atau pola bagaimana
yang akan dikembangkan dalam menulis karangan tersebut.
Di
sini penulis harus dapat menduga kira-kira bagaimana kerangka karangan yang
akan dikembangkan. Kemudian berapa paragraf yang dapat dikembangkan pada setiap
sub bagian dari kerangka karangan tersebut. Gaya bahasa yang bagaimana yang
akan dipergunakan?
Bagaimana alur
pengisahan dalam karangan tersebut yang sesuai dengan data hasil pengamatan dan
hasil pengelompokan.[50]
4. Menerapkan
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan hasil pengamatan,
penggolongan, dan penafsiran dalam bentuk tulisan. Di sini para siswa mencoba
menuliskan hasil pengamatan itu ke dalam bentuk yang telah diterapkakan pada
proses sebelumnya, misalnya menerapkan konsep, kaidah-kaidah penulisan,
menyusun sebuah wacana, menulis paragraf, menyusun kalimat, kata bentukan
dengan memperhatikan ejaan penulisan bahasa Indonesia yang benar.[51]
5. Mengkomunikasikan
Tahap
akhir dari keterampilan proses ialah mengkomunikasikan hasil pengamatan,
penggolongan, penfsiran, penerapan teori kedalam sebuah karya tulis.
Pada
tahap ini penulis mencoba menulis karangan berdasarkan objek nyata yang telah
diamatinya. Objek nyata ini dapat berupa benda faktual yang bersifat alamiah
atau dalam bentuk model, seperti gambar atau rekaan. [52]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menulis
adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam
tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan
menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/dibaca (Tatkala,
1982). Pendekatan pembelajaran
menulis merupakan sudut pandang kita terhadap suatu proses pembelajaran, dimana
dalam proses pembelajaran menulis tersebut menggambarkan suatu bahasa sehingga
pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami oleh pembaca.
Metode
menurut kamus bahasa indonesia: metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Teknik
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplimentasikan suatu
metode.
B.
Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
diharapkan kritikan dan saran dari pembaca supaya dapat memperbaiki makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Dra.Mulyati,
M.Pd. 2015. Trampil Berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
Muchlisoh,dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta.
Abidin,
Yunus.M.Pd, dkk. 2012. Pembelajaran Bahasa
Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika
Aditama.
http://disdik.riau.go.id/berita-pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran.html(diakses
pada tanggal 23 november 2016)
http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal : jum’at 18 Desember 2015)
https://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definisi-metode-penelitian/
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-menulis/
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
http://jaririndu.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html?m=1(diakses
pada tanggal 23 november 2016)
[1]
http://disdik.riau.go.id/berita-pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran.html(diakses
pada tanggal 23 november 2016)
[3] Tarigan, H.G. Menulis
sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa, 1987).
[4] Tarigan, H.G. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa, 1987).
[5] Tarigan, H.G. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. (Bandung:
Angkasa, 1987).
[6] Tarigan, H.G. Menulis sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. (Bandung: Angkasa, 1987).
[7] Abidin, Yunus.M.Pd, dkk.
Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. (Bandung: PT Refika Aditama
2012)
[8] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html (diakses pada tanggal : jum’at 18 Desember
2015)
[9] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal : jum’at 18 Desember 2015)
[10] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal : jum’at 18 Desember 2015)
[11] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal : jum’at 18 Desember 2015)
[12] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[13] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal 23 noveber 2016)
[14] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[15] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[16] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[17] http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd.html
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[18]https://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definisi-metode-penelitian/ (diakses pada tanggal 23 november 2016)
[19] https://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definisi-metode-penelitian/
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[20] https://dedikurniawanstmikpringsewu.wordpress.com/2013/07/24/pengertian-dan-definisi-metode-penelitian/
(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[21] https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-menulis/ (diakses pada tanggal 23 november 2016)
[22] https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-menulis/(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[23] https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-menulis/(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[24] https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-menulis/(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[25] https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-menulis/(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[26] https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-menulis/(diakses pada tanggal 23 november 2016)
[27]http://jaririndu.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html?m=1(diakses pada tanggal 23 november 2016)
No comments:
Post a Comment