Makalah Jenis-jenis Karangan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.                     
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya ialah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian karangan?
2.      Apa pengertian wacana?
3.      Bagaimana ciri-ciri karangan yang baik?
4.      Apa saja kerangka karangan dan bagaimana cara menyusun karangan?
5.      Apa saja jenis-jenis karangan?
6.      Apa sajakah perbedaan jenis-jenis tulisan atau karangan?

C.    Tujuan
Berdasarkan latar rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuannya ialah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui apa pengertian karangan.
2.      Dapat mengetahui apa pengertian wacana.
3.      Dapat mengetahui ciri-ciri karangan yang baik.
4.      Dapat mengetahui kerangka karangan dan cara menyusun karangan.
5.      Dapat mengetahui jenis-jenis karangan.
6.      Dapat mengetahui perbedaan jenis-jenis tulisan atau karangan.










BAB II
PEMBAHASAN

A.        Pengertian Karangan
Menurut beberapa pendapat para ahli, mendefinisikan karangan sebagai berikut:
a.       Ahmadi (1988:20), karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang telah dihasilkan.
b.      Gie (1995:17), karangan memiliki pengertian hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
c.       Widyamartaya (1990), mengarang dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.
d.      Keraf (1994:2), karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa karangan merupakan sebuah hasil rangkaian proses suatu kegiatan untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide pengarang dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca.

B.         Pengertian Wacana
Ada beberapa pengertian wacana secara umum adalah:
1.      Komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan-gagasan, konvensi atau percakapan.
2.      Komunikasi secara umum, sebagai salah satu objek studi atau pokok telaah.
3.      Risalah tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah, khotbah.
4.      Selanjutnya dikatakan dalam kamus Webser, wacana dapat diartikan sebagai “connected speech or writing consisting of more than one sentence”.
Dari sudut keutuhannya, wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang merupakan wujud pemakaian bahasa yang utuh. Dalam hierarki gramatikal, wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar.
Ditinjau dari sudut pembentuknya, konstruksi wacana dibangun atas dasar hubungan unsur-unsur nonbahasa. Konstruksi wacana dibentuk oleh kata dasar yang berupa jaringan unsur-unsur bahasa seperti fonem, morfem, kata, kalimat dan unsur suprasegmental.
Berdasarkan sudut pandang tujuan berkomunikasi dikenal ada wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1.      Wacana Narasi
Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Oleh karena itu, unsur-unsur yang biasa ada dalam narasi adalah unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Aspek kejiwaan yang dapat mencerna wacana narasi adalah emosi.
2.      Wacana deskripsi
Wacana deskripsi bertujuan membentuk suatu citra (imajinasi) tentang sesuatu hal pada penerima pesan.
3.      Wacana eksposisi
Wacana eksposisi dapat berisi konsep-konsep dan logika yang harus diikuti oleh penerima pesan. Oleh sebab itu, untuk memahami wacana eksposisi perlu proses berpikir.
4.      Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logika maupun emosional. Untuk mempertahankan argumen diperlukan bukti mendukung.
5.      Wacana persuasi
Wacana persuasi bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mempengaruhi ini, digunakan segala upaya yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional.

C.        Ciri-Ciri Karangan yang Baik
Beberapa pendapat para ahli mengenai ciri-ciri karangan yang baik, seperti:
1.      Tarigan (1985:6), karangan yang baik adalah karangan yang mencerminkan kemampuan pengarang untuk menggunakan nada yang serasi, karangan yang mencerminkan pengarang mampu menyusun karangan secara utuh dan tidak samar-samar dan dapat menyakinkan pembaca.
2.      Enre (1998:8), karangan yang baik adalah karangan yang bermakna jelas, bulat dan utuh, ekonomis dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal.
3.      Akhidiah, dkk (1993:9), karangan yang baik memiliki beberapa ciri, diantaranya: bermakna jelas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat dan padat, memiliki kaidah kebahasaan dan komunikatif.
4.      Darmadi (1996:24), karangan yang baik adalah signifikan, jelas, memiliki kesatuan dan mengorganisasikan yang baik ekonomis, mempunyai pengembangan yang memadai, menggunakan bahasa yang dapat diterima dan mempunyai kekuatan.
Berdasarkan pendapat diatas, didapatkan beberapa persamaan ciri-ciri karangan yang baik yaitu, sebagai berikut:
1.      Jelas
Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan agar karangan tersebut lebih mudah dipahami dan jelas untuk dibaca oleh pembacanya.
2.      Kesatuan dan Organisasi
Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat penjelas yang logis dan mendukung ide utama paragraf, sedangkan aspek organisasi yang baik tampak dari posisi kalimat yang tepat pada tempatnya dengan kata lain kalimat tersebut tersusun dengan urut dan logis.


3.      Ekonomis
Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik waktu maupun tenaga. Kedua keefisienan itu sangat diperlukan oleh pembaca di dalam menangkap isi yang terkandung dalam sebuah karangan.
4.      Pemakaian Bahasa yang Dapat Diterima
Pemakaian bahasa yang dapat diterima akan sangat mempengaruhi tingkat kejelasan karangan. Pemakaian bahasa ini menyangkut banyak aspek. Pemakaian bahasa dalam suatu karangan harus mengikuti kaidah bahasa yang ada, baik menyangkut kaidah pembentukan kalimat (sintaksis), kaidah pembentukan kata (morfologi), kaidah ejaan yang berlaku, kaidah peristilahan maupun kaidah lain yang relevan.

D.    Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap (Keraf, 1994:149).
1.      Langkah-langkah menyusun karangan
a.       Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih besar dan menyangkut pada permasalahan yang diangkat. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan, dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
b.      Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan seperti mengumpulkan ide dan inovasi. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai dengan tujuan penulisannya.
c.       Menyeleksi bahan
Setelah ada bahan maka perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
d.      Membuat kerangka karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

2.      Tahapan dalam menyusun kerangka karangan
a.       Mencatat gagasan
b.      Mengatur urutan gagasan
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
e.       Mengembangkan kerangka karangan

3.      Fungsi kerangka karangan
a.       Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

E.     Jenis-Jenis Karangan
Hastuti, dkk (1993:107) karangan dibedakan menjadi lima jenis, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Dibawah ini akan dipaparkan penjelasannya yakni sebagai berikut:
1.      Narasi
Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian, tindakan, keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang gayanya bersifat naratif. Pada karangan narasi terdapat tahapan-tahapan peristiwa yang jelas, dimulai dari perkenalan, timbul masalah, konflik, penyelesaian dan ending. Sehingga unsur yang palling penting dalam narasi adalah unsur pembuatan dan tindakan. Narasi hanya menyampaikan kepada pembaca suatu kejadian atau peristiwa. Unsur tersebut memiliki kesamaan dengan karangan deskripsi. Akan tetapi, perlu diperhatikan masalah waktu. Jadi, pengertian narasi itu mencangkup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Narasi mengisahkan kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Contoh jenis karangan ini adalah biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen.
Ciri-ciri karangan narasi:
a.       Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa, pengalaman yang menarik kepada pembaca.
b.      Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang jelas.
c.       Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.
d.      Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.
e.       Bertujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang disampaikan.
Contoh:
Pertemuan yang terindah
Pagi hari itu aku duduk termenung di sebuah taman. Ku pandangi semua bunga-bunga indah yang sedang bermekaran dengan indahnya. Ketika aku sedang menikmati pemandangan dalam kesunyian, tiba-tiba aku mendengar jeritan seorang wanita dari arah belakangku. Aku pun terdiam dan heran, lalu dengan penasaran aku segera menuju ke sumber suara tersebut.
Betapa terkejutnya diriku ketika mengetahui bahwa jeritan tersebut berasal dari seorang wanita manis berbaju biru. Lalu aku dekati wanita itu,”kamu baik-baik saja?” tanyaku. “Kamu siapa?” jawab wanita itu. Suaranya sangat lembut dan wajahnya yang manis membuat aku terpana oleh pandangan sesaat itu. Tanpa sadar bibirku mengeluarkan kata, “Aku mendengar suara teriakan, jadi ku kira Anda sedang dalam masalah,” “oh, aku tidak apa-apa, hanya terkena duri yang ada di tumbuhan ini” jawabnya. Lalu terjadi hening yang panjang dan terjadi pergolakan di dalam hatiku, ingin rasanya berkenalan dengan dirinya, tetapi aku takut. Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh tanpa  berani berkenalan dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat ini aku selalu pergi ke taman itu dan berharap bisa bertemu, “gadis manis berbaju biru” itu sekali lagi.

2.      Deskripsi
Deskripsi adalah suatu karangan atau uraian yang berusaha menggambarkan suatu objek atau masalah yang seolah-olah masalah tersebut di depan mata pembaca secara konkret.
Contoh karangan jenis ini  adalah karangan tentang peristiwa runtuhnya gedung, yang dilengkapi dengan gambaran lahiriah gedung itu, sebab-sebab keruntuhan, letak gedung, arsiteknya, bagian mana yang runtuh, dan sebagainya.
Ciri-ciri karangan deskripsi
a.       Melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca.
b.      Melibatkan observasi panca indera.
c.       Metode penulisan menggunakan cara objektif, subjektif, atau kesan pribadi penulis terhadap suatu objek.
Contoh:
Kucingku
Aku memiliki sebuah kucing yang bernama meow di rumah. Meow adalah jenis kucing persia yang dihadiahkan kepadaku setahun lalu. Seperti kebanyakan kucing Persia lainnya, Meow sangat halus menutupi seluruh tubuhnya. Meow memiliki bulu berwarna putih seperti salju, hidung yang sangat pesek, dan ekor yang panjang.
Meow sangatlah lucu, dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Dia juga sangat manja terhadapku, setiap kali dia lapar, Meow akan menjilati kakiku. Meow sangatlah rakus, dia gemar menghabisi makanannya dan meminum susu dengan sangat cepat. Tak hanya rakus, Meow juga pemalas, dia selalu menghabiskan harinya dengan tidur di sofa rumahku.

3.      Eksposisi
Eksposisi adalah suatu karangan yang menjelaskan pokok masalah yang disertai dengan fakta-fakta. Tujuannya agar para pembaca memahami dan bertambah pengetahuannya terhadap masalah yang diungkapkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Contoh karangan jenis ini adalah artikel-artikel dalam surat kabar atau majalah dan tulisan-tulisan ilmiah.
Ciri-ciri karangan eksposisi:
a.       Menyajikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada pembacanya.
b.      Informasi yang disajikan bersifat fakta atau benar-benar terjadi.
c.       Tidak berusaha mempengaruhi pembaca.
d.      Menjelaskan sebuah proses atau analisis suatu topik.
Contoh:
Cara Menanam Singkong
Singkong adalah tumbuhan umbi bakar yang kaya akan karbohidrat. Singkong sangat mudah untuk ditanam dengan hanya meletakkan batang singkong di tanah singkong akan tumbuh. Tak hanya itu singkong juga dapat tumbuh di semua jenis tanah. Meskipun proses penanamannya sangat mudah, proses penanaman singkong memerlukan perhatian khusus untuk hasil yang maksimal sebagai berikut:
Pilihlah batang singkong yang paling bawah, potong kira-kira sekitar 15 cm dan tajamkan ujungnya. Kemudian letakkan pada tempat yang lembab selama 2 minggu hingga tumbuh tunas kecil. Setelah 2 minggu, tanam singkong pada tanah yang sudah digemburkan sebelumnya. Usahakan jangan menanam singkong saling berdekatan karena akan mengganggu umbi yang akan dihasilkan. Tancapkan ujung singkong pada tanah jangan terlalu dalam agar singkong mudah dicabut saat panen. Demikianlah cara menanam singkong yang baik untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dan menguntungkan.

4.      Argumentasi
Argumentasi dalam suatu karangan yang berisikan pendapat atau gagasan mengenai suatu hal dengan pembuktian-pembuktian untuk mempengaruhi pembaca agar mengubah sikap merekam dan menyesuaikan dengan sikap penulis. Penulisan argumentatif harus yakin bahwa maksud suatu bagian pendahuluan adalah tidak lain daripada menarik perhatian pembaca, memuaskan perhatian pembaca kepada arguman-arguman yang akan disampaikan, serta menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut.
Ciri-ciri argumentasi adalah mengandung kebenaran dan pembuktian yang kuat, menggunakan bahasa denotative, analisis rasional, alasan kuat dan bertujuan supaya pembaca menerima pendapatnya. Contoh jenis karangan ini adalah kampanye pemilihan umum, tulisan-tulisan tentang alasan pengangkatan, pemberitahuan, dan pengangkatan seseorang.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
a.       Terdapat pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topik yang sedang dibahas.
b.      Pendapat-pendapat tersebut dilengkapi dengan pembuktian-pembuktian yang berupa fakta, data, contoh, maupun grafik.
c.       Bertujuan untuk menyakinkan pembaca.
d.      Pengarang menghindari keterlibatan emosi dalam menyampaikan pendapatnya.



Contoh:
Smart Phone Stupid People
Saat ini kita telah memasuki zaman teknologi yang luar biasa perkembangannya. Semua urusan manusia sekarang sudah dimudahkan oleh hadirnya tekhnologi ini. Salah satu tekhnologi yang sangat berkembang saat ini adalah alat komunikasi atau telephone pintar. Namun, tanpa kita sadari telephone pintar selama ini membuat manusia menjadi bodoh dan malas. Kenapa bisa seperti itu? Hal ini bisa terjadi karena kita telah dimanjakan dengan fitur-fitur yang ada. Kemudahan informasi yang bisa didapatkan manusia tersebut membuat manusia semakin malas untuk mencari atau mempelajari suatu informasi sehingga mereka akan terbiasa untuk mengandalkan smart phone.
Tak hanya itu, smart phone juga membuat manusia menjadi pasif dan acuh tak acuh dengan lingkungannya. Ada banyak fitur-fitur yang dapat mengalihkan manusia dari dunianya seperti game, social media, video, dan musik, fitur-fitur tersebut membuat manusia sibuk terhadap smart phone bahkan saat kumpul bersama temanpun mereka saling sibuk dengan smart phonenya masing-masing. Yang terakhir adalah smart phone menghilangkan budaya-budaya yang ada di dalam masyarakat. Saat ini ada fitur peta atau GPS yang memudahkan manusia mencari tempat, kemudahan itu membuat nilai menyapa seseorang di jalan untuk bertanya menjadi hilang. Padahal dengan bertanya mereka bisa saja menjadi teman yang baik. Demikianlah pengaruh buruk smart phone yang tidak kita sadari telah membuat manusia malas, bodoh, dan pasif. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang harus bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya.
5.      Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang berisi ajakan-ajakan kepada para pembacanya untuk melakukan atau mempercayai suatu hal. Karangan ini bertujuan untuk membujuk, merayu, atau mengajak pihak pembaca agar mengakui apa yang dikehendaki oleh pihak penulis. Contoh jenis karangan ini adalah uraian tentang penawaran jenis obat, kosmetik, atau jenis produk lain.
Persuasif tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang bisa digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti.
Ciri-ciri karangan persuasi:
a.       Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya.
b.      Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta, dan lain-lain untuk menyakinkan pembacanya.
c.       Karangan ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak kehilangan kepercayaan.
d.      Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau kepercayaan antara penulis dan pembaca.
Contoh:
Ayo Hidup Bersih
Hidup bersih merupakan dambaan bagi semua orang. Dengan perilaku hidup bersih, akan menciptakan lingkungan yang sehat sehingga akan berdampak baik pula bagi penghuninya. Seperti yang ada pada pepatah lain, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, oleh karena itu, marilah jaga lingkungan kita agar menjadi bersih.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk berperilaku hidup bersih yaitu, bersihkanlah lingkungan terdekat seperti rumah, halaman, dan lingkungan sekitar rumah. Dengan lingkungan yang bersih, semua bibit penyakit tidak akan tumbuh dan berkembang. Kemudian jaga pula kebersihan diri sendiri seperti, mandi yang teratur, menyikat gigi, dan memotong kuku. Menjaga kebersihan tubuh dengan teratur membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Dan yang terakhir konsumsilah makanan sehat dan bergizi agar tubuh menjadi sehat dan kuat.
Perilaku hidup bersih di atas sangat penting untuk dilaksanakan agar kita sehat dan terhindar dari penyakit. Oleh karena itu, mulai dari sekarang marilah kita semua menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan diri dan kebersihan makanan kita.

F.     Perbedaan Jenis-Jenis Tulisan atau Karangan
1.      Jenis karangan berdasarkan penempatan ide pokok
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a.       Deduktif adalah kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea.
b.      Induktif adalah kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea.
c.       Variatif adalah kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea.
d.      Deskriptif atau naratif adalah kalimat utama termuat dalam seluruh alinea, tidak terdapat kalimat khusus yang menjadi kalimat utama.
2.      Jenis karangan berdasarkan teknik pemaparan
a.       Narasi
Narasi adalah karangan yang terdiri atas kumpulan peristiwa yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi satu rangkaian peristiwa. Yang dapat digolongkan sebagai narasi antara lain novel, cerpen, dan kisah perjalanan.

b.      Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan suatu tempat, keadaan atau benda dengan cara merangsang indera pembaca sehingga pembaca menikmati atau melihat sendiri apa yang digambarkan tersebut. Deskripsi ini umumnya menjadi bagian dari narasi atau eksposisi. Misalnya gambaran tentang Danau Toba.

c.       Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang memaparkan suatu keadaan, proses, atau masalah sejelas-jelasnya. Tujuan karangan eksposisi ini adalah memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan. Contohnya seperti wacana tentang tata cara pemilu 2004
d.      Argumentasi
Argumentasi adalah karangan yang mengemukakan sesuatu dengan memberikan alasan, contoh, dan bukti yang kuat atau menyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, dan keyakinan tersebut. Misalnya wacana alasan tentang diperlukannya GDN.



















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Karangan narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang yang tidak mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah membaca karangan ini.
Karangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu, dengan maksud meyakinkan pembaca tentang sesuatu yang menjadi topik dalam karangan itu.
Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
Karangan persuasi adalah adalah karangan yang mempengaruhi, mengajak, menganjurkan sesuatu kepada orang lain uyntuk berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan pengarang.

B.     Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini. Agar makalah ini dapat  bermanfaat bagi mahasiswa atau pembaca, maka penulis harapkan kritik yang membangun dari anda sekalian, untuk penulis lebih bisa baik dan sempurna lagi dalam pembuatan makalah ini selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Devi Agnes. 2012. Pengertian Karangan. Tersedia [Online] pada http://www.eprints.uny.ac.id/.
Keraf, Gorys. 2010. Argummentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
No name. 5 Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia. Tersedia [Online] pada http://www.kelasindonesia.com/2015/04/5-jenis-karangan-dalam-bahasa-indonesia-penjelasan-lengkap.html?m=1

No name. 2012. Kumpulan Rumus XII IPA. Bandung: Ganesha Operation.

1 comment: