Makalah Proses Menulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memilikipengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah.  Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non-ilmiah.
Dengan demikian dapat dikatakan menulis adalah sebuah proses kreatif untuk mengeluarkan gagasan yang berbentuk bahasa tulis sebagai alat atau medianya untuk berkomuniakasi.dengan demikian dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu : (1) Penulis sebagai penyampai pesan, (2) Pesan atau isi tulisan, (3) Saluran atau media berupa tulisan, dan (4) Pembaca sebagai penerima pesan. Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini diantaranya adalah : (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Berkenaan dengan proses menulis terdapat beberapa tahap diantaranya, seperti : (1) Tahap prapenulisan (persiapan), (2) tahap penulisan, (3) tahap pascapenulisan. Tahap prapenulisan merupakan fase persiapan menulis seperti menentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi serta membuat kerangka karangan. “Tahap penulisan merupakan tahapa untuk mengembangkan ide atau informasi yang diperoleh pada tahap prapenulisan. Tahap pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan. 

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu menulis?
2.      Apa saja tahapan proses menulis?
3.      Apa itu menulis sebagai proses?
4.      Apa saja langkah-langkah menulis?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian menulis
2.      Untuk mengetahui tahapan proses menulis
3.      Untuk mengetahui pengertianmenulis sebagai proses
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah menulis







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya.( akhadiah,dkk. 2001:13)”.
“Menulis adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Tulisan merupalan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya (Dalman,2009 : 8)”
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dariproses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memilikipengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah.  Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah.
Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti mengarang (baca: menyusun atau marangkai bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi  tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan.
Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan  gagasan-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan dengan media tulisan. Setiap penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan, atau menghibu pembaca.
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu : (1) Penulis sebagai penyampai pesan, (2) Pesan atau isi tulisan, (3) Saluran atau media berupa tulisan, dan (4) Pembaca sebagai penerima pesan. Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini diantaranya adalah :
1.      Peningkatan kecerdasan,
2.      Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas,
3.      penumbuhan keberanian, dan
4.      pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menurut Graves dalam yusuf (2008) seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus.
Smith dalam yusuf (2008) mengatakan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya.Karena itu, untuk menutupi keadaan yang sesuangguhnya muncullah berbagai mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis dan pembelajarannya. Diantara mitos tersebut adalah
1.      Menulis itu mudah Teori menulis atau mengarang, memang mudah. Gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang dalam mengarang. Seseorang tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan dan latihan menulis, tidak akan pernah mampu menulis dengan baik.
2.      Kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan inti dari menulis
Seseorang perlu memiliki keterampilan mekanik seperti penggunaan ejaan, pemilihann kata, pengkalimatan, pengalineaan, dan pewacanaan dalam mengarang. Namuan, kemampuan mekanik saja tidak cukup, karangan harus mengandung ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang akan diungkapkan penulis kepada orang lain.
3.      Menulis itu harus sekali jadi Tidak banyak orang yang dapat menulis sekali jadi. Bahkan, penulis profesional sekalipun. Menulis merupakan sebuah proses. Proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan.
4.      Orang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan menulis Seseorang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis tidak akan mungkin dapat mengajarkan seseorang menulis. Seseorang yang akan mengajarkan menulis harus dapat menunjukkan kepada muridnya manfaat dan nikmatnya menulis. Dia pun harus dapat mendemonstrasikan apa dan bagaimana mengarang.

B.     Tahapan proses menulis
1.      Pramenulis (Prewriting)
Pramenulis merupakan tahap siap menulis, Murray (1985) menyebut tahap ini dengan tahap penemuan menulis. Murray (1982) meyakini bahwa 20% atau lebih waktu tersita pada tahap ini. Aktifitas dalam tahap ini meliputi:
a.       Memilih topik.
b.      Memikirkan tujuan, bentuk dan audiens.
c.       Memanfaatkan dan mengorganisir gagasan-gagasan.
Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal ini guru bisa menggunakan berbagai strategi pramenulis yang diimplementasikan di kelas untuk membantu siswa memilih tema dan menentukan lncarnya proses menulis. Bila guru menentukan tema untuk siswa dan tem tersebut tidak sesuai dengan minat serta skemata siswa maka kegiatan menulis siswa akan terhambat. Misalnya saja dalam pembelajaran menulis cerita, tema cerita yang harus ditulis siswa harus sesuai dengan minat mereka.
Pada tahap ini siswa mengumpulkan gagasan dan informasi serta mencoba membuat kerangka atau garis besar yang akan ditulis. Di sini guru dapat melakukan kolaborasi melaui ramu pendapat, membuat klaster, atau menyusun daftar ide, sehingga menghasilkan tema dan topik tulisan yang sesuai dengan minat dan keinginan mereka. Safi’ie (1988) berpendapat bahwa untuk dapat menemukan perihal pokok karangan yang akan ditulis , maka dapat dilakukan dalam kegiatan penjajagan ide melalui ramu pendapat. Melalui kegiatan ini juga guru dapat mengetahui seberapa luas skemata yang dimiliki siswa berkaitan dengan hal atau topik yang akan dibahas.
Masih dalam tahap pramenulis, siswa mulai mencari dan menemntukan arah dan bentuk tulisannya. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan membaca untuk menelaah satu bentuk tulisan. Selain melakukan kegiatan membaca, khususnya dalam memilih topik siswa juga dapat melakukan observasi, membaca buku dan sastra, serta menggunakan chart dan gambar.

2.      Penyusunan Draf Tulisan (Drafting)
Tahap kedua dalam proses menulis adalah menulis draf. Dalam proses menulis, siswa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah konsep. Selama tahap penyusunan konsep, siswa terfokus dalam pengumpulan gagasan. Perlu disampaikan kepada siswa bahwa dalam tahap ini mereka tidak perlu merasa takut malakukan kesalahan. Kesempatan dalam menuangkan ide-ide dilakukan dengan sedikit memperhatikan ejaan, tanda baca, dan kesalahan mekanikal yang lain. Aktifitas dalam tahap ini meliputi:
a.       Menulis draf kasar
b.      Menulis konsep utama
c.       Menekankan pada pengembangan isi
Penyusunan konsep merupakan tahap saat siswa mengorganisasikan dan mengembangkan ide yang telah dikumpulkannya lewat kegiatan ramu pendapat dalam bentuk draf kasar. Misalnya dalam pembelajaran menulis cerita, selama tahap penyusunan konsep siswa terfokus pada aktifitas menuangkan ide dan menyusun konsep cerita yang akan dibuatnya.
Untuk membantu siswa mengembangkan ide dan menyusun konsep tulisannya, dapat dilaukan pemberian chart struktur cerita sebagai media bagi siswa untuk menuangkan semua ide ynag dimilikinya. Hal ini diharapkan dapat memudahkan mereka untuk mengungkapkan idenya berkaitan dengan struktur cerita secara tidak ragu-ragu, karena pada tahap berikutnya teks yang sudah disusun akan diperbaiki dan disusun ulang.
3.      Perbaikan (Revising)
Selama tahap perbaikan, penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka. Siswa biasanya mengakhiri proses menulis begitu mereka mengakhiri dan melengkapi draf kasar, mereka percaya bahwa tulisan mereka telah lengkap. Revisi bukan penyempurnaan tulisan, revisi adalah mempertemukan kebutuhan pembaca dengan menambah, mengganti, menghilangkan, dan menyusun kembali bahan tulisan. Kata revisi berarti melihat kembali, pada tahap ini penulis dapat melihat tulisannya kembali dengan teman sekelas dan guru yang membantu mereka. Aktifitas dalam tahap ini meliputi:
a.       Membaca ulang draf kasar
b.      Menyempurnakan draf kasar dalam proses menulis
c.       Memperbaiki bagian yang mendapat balikan dari kelompok menulis
Pada tahap perbaikan ini siswa melihat kembli tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide dalam tulisannya. Misalnya dalam menulis cerita, berkaitan dengan penggarapan struktur  cerita yang telah disusunnya siswa dapat mengubah watak pelau yang semula jahat menjadi baik. Atau siswa dapat juga menyelipkan peristiwa lain dalam rangkaian cerita yang disusunnya.

4.      Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan merupakan penyempurnaan tulisan sampai pada bentuk akhir. Sampai tahap ini, fokus utama proses menulis adalah pada isi tulisan siswa dengan fokus berganti pada kesalahan mekanik. Siswa menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal yang lain. Tujuannya membuat tulisan menjadi “siap baca secara optimal” (optimally readable). (Smith:1982).
Cara paling efektif untuk mengajarkan keterampilan mekanikal adalah pada saat penyuntingan. Ketika penyuntingan tulisan disempurnakan melalui kegiatan membaca, siswa lebih tertarik pada pemakaian keterampilan mekanikal secara benar karena mereka dapat berkomunikasi secara efektif.
Para peneliti menyarankan bahwa pendekatan fungsional dalam pengajaran mekanikal tulisan lebih efektif daripada latihan praktis. Aktifitas dalam tahap ini meliputi:
a.       Mengambil jarak dari tulisan
b.      Mengoreksi awal dengan menandai kesalahan
c.       Mengoreksi kesalahan
Sebagai contoh, dalam pembelajaran menulis cerita, proses penyuntingan merupakan tahap penyempurnaan tulisan cerita yang dilakukan sebelum kegiatan publikasi cerita yang ditulis siswa. Pada tahap ini siswa menyalin kembali draf yang telah dibuatnya ke dalam polio bergaris  sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada saat yang sama siswa juga melakukan perbaikan kesalahan yang bersifat mekanis berkaitan dengan ejaan dan tanda baca.

5.      Pemublikasian (Publishing)
Pada tahap akhir proses penulisan, siswa mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang diberikan teman atau siswa lain, orangtua dan komunitas mereka sebagai penulis. Pada tahap publikasi siswa mempublikasikan hasil penulisannya melalui kegiatan berbagi hasil tulisan (sharring). Kegiatan berbagi hasil ini dapat dilakukan diantaranya melalui kegiatan penugasan siswa untuk membacakan hasil karangan di depan kelas (Tompkins,1994). Sebagai contoh dalam pembelajaran menulis cerita, kegiatan publikasi dapat dilakukan dengan menugaskan siswa membacakan hasil cerita yang telah ditulisnya, sementara siswa lain memberikan pendapat berkaitang dengan cerita tersebut. Kegiatan sharing lainnya dapat dilakukan dengan meminta orangtua siswa membaca dan memberi komentar terhadap cerita yang telah ditulis siswa. Dengan demikian, dalam kegiatan publikasi siswa mendapat beragam penguatan.


C.    Menulis Sebagai Proses
Dalam pembelajaran menulis terdapat beberapa pendekatan yang sering digunakan antara lain :
1.      Pendekatan frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang akan membantu meningkatkan keterampilan menulis seseorang,
2.      Pendekatan gramatikal menyatakan bahwa pengetahuan seseorang mengenai struktur bahasa akan mempercepat kemahiran dalam menulis,
3.      Pendekatan koreksi menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi penulis yang baik apabila banyak mendapat masukan dari orang lain,
4.      Pendekatan formal menyatakan bahwa keterampilan menulis akan diperoleh bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan serta aturan menulis dikuasai dengan baik.
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase/tahap yaitu:
1.      Tahap prapenulisan (persiapan)
                  Tahap prapenulisan merupakan fase persiapan menulis seperti menentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi serta membuat kerangka karangan. Tahap prapenulisan mencakup tahap-tahap berikut diantaranya:
a.       Menentukan topik
Topik adalah pokok persoalan atau permasalahan yang menjiwai seluruh tulisan. Ada pertanyaan pemicu yang dapat digunakan untuk menentukan topik, misalnya: ”Saya mau menulis apa? Apa yang akan saya tulis?
Tulisan saya akan berbicara tentang apa?”.Nah, jawaban atas pertanyaan tersebut berisi topik tulisan.
Topik harus dibedakan dengan tema, karena tema mencakup hal yang lebih umum.Sementara topik sudah mengarah pada hal yang lebih khusus. Jadi,akan lebih tepat bila topik tulisan disejajarkan dengan sub tema.
Masalah yang dihadapi dalam memilih dan menentukan topik tulisan adalah:
1)      Sangat banyak topik yang harus dipilih, karena semua topik menarik. Untuk itu pilihlah yang paling dikuasai.
2)      Tidak memiliki ide sama sekali. Untuk itu, banyaklah membaca buku atau majalah/koran, berdiskusi dengan orang lain, melakukan pengamatan pada persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar.
3)      Terlalu ambisius sehingga jangkauan topik yang dipilih terlalu luas.
b.      Menetapkan Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran penulisan harus diperhatikan agar tulisan dapat tersampaikan dengan baik. Tujuan dan sasaran penulisan akan mempengaruhi corak dan bentuk tulisan, gaya penyampaian dan tingkat kerincian isi tulisan. Agar tulisan kita dapat dipahami oleh pembaca, kita harus memperhatikan siapa yang akan membaca tulisan kita, bagaimana level pendidikannya, status sosialnya dan apa yang diperlukannya?.
c.       Mengumpulkan Bahan dan Informasi Pendukung
Ketika akan menulis, kita tidak selalu memiliki bahan atau informasi yag benar-benar siap dan lengkap. Untuk itulah sebabnya, sebelum menulis kita perlu mencari, mengumpulkan, dan memilih informasi yang dapat mendukung, memperluas, memperdalam dan memperkaya tulisan kita.Tanpa pengetahuan dan wawasan yang memadai.Maka, tulisan kita akan dangkal dan kurang bermaka. Karena itulah, penelusuran dan pengumpulan informasi sebagai bahan tulisan sangat diperlukan.
Mengumpulkan bahan dan informasi untuk mendukung tulisan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti :
1)      Wawancara
2)      Studi kepustakaan
3)      Observasi
4)      Diskusi kelompok
d.      Mengorganisasikan Ide atau Gagasan
Mengorganisasikan ide atau gagasan penting dilakukan tulisan yang kita buat menjadi saling bertaut, runtut dan padu.
Untuk mempermudah mengorganisasikan ide atau gagasan, maka sebelum menulis kita perlu membuat kerangka tulisan. Kerangka tulisan ini memuat garis-garis besar tulisan yang akan kita buat. Secara umum, kerangka tulisan terdiri atas:
1)      Pendahuluan atau pengantar, yang berisi mengapa dan untuk apa menulis topik tertentu serta apa yang akan disajikan.
2)      Isi, yang berisi butir-butir penting isi tulisan
3)      Penutup.
Seorang penulis mulai dari penulis pemula sampai penulis yang sudah profesional pun, harus tetap mengunakan langkah-langkah pra penulisan, mungkin sebagian orang menganggap langkah-langkah ini sebagai hal yang sepele, namun di lain sisi tahap pra penulisan dapat membantu dan menuntun penulis agar pada saat tahap penulisan nantinya, tulisan yang dihasilkan dapat koheren dan kohesif. Tulisan atau karangan dapat dikatakan kohesif dan koheren apabila memenuhi syarat berikut, karangan tersebut mempunyai kalimat tesis yang dapat mewakili seluruh isi tulisan serta setiap paragraf mempunyai kalimat topik dan hubungan antara kalimat topik dengan kalimat penjelas saling berkaitan.Untuk kita sebagai seorang penulis pemula yang baru seumur jagung dalam dunia tulis menulis, mulailah menulis dari pengalaman yang terjadi sehari-hari. Cobalah dari pengalaman sehari-hari tersebut kita tuangkan semua pikiran, pengalaman dan ide-ide ke dalam bentuk karya tulis, supaya kegiatan menulis tidak hanya dijadikan sebuah pekerjaan untuk mencari uang, melainkan juga dapat dijadikan sebuah kesenangan agar kebiasan menulis tertanam dalam  jiwa kita.
2.      Tahap penulisan
      “Tahap penulisan merupakan tahapa untuk mengembangkan ide atau informasi yang diperoleh pada tahap prapenulisan
      Struktur karangan terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan  sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan kita. Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan, berikut hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide tersebut seperti: contoh, ilustrasi, informasi, bukti atau alasan. Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting.

3.      Tahap pascapenulisan
“Tahap pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan. Tahap ini merpakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram (konsep) yang kita hasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntinganan perbaikan (revisi). Penyuntingan  pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan, seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengaleniaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya. Revisi atas perbaikan lebih mengarahka pada pemeriksaan dan perbaikan karangan .
Langkah-langkah kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan:
a.       Membaca keseluruhan karangan;
b.      Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan; serta
c.       Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.

D.    Langkah-langkah Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang profuktif dan ekspresif, sehingga penulis harus dapat memanfaatkan kemampuan menggunakan tata tulisan, struktur bahasa, dan kosakata. Bila ingin berhasil dalam menulis, sebaiknya mengikuti langkah-langkah tertentu sebagai berikut:
1.      Tahap perencanaan
a.       Pemilihan topic
b.      Pembatasan topik/perumusan tujuan
c.       Penyusunan kerangka karangan
2.      Tahap pelaksanaan penulisan
Tahapan ini merupakan tahap pengembangan kerangka karangan yang sudah disusun pada tahap perencanaan dengan menggunakan bahan-bahan sesuai dengan topik yang telah dipersiapkan. Pada tahap penulisan ini perlu diperhatikan:
a.       Penyusunan bahasanya, yaitu:
1)      Penulisan paragraf yang benar
2)      Penulisan kalimat yang efektif
3)      Penulisan pilihan kata yang tepat
4)      Penulisan ejaan yang benar
b.      Teknik penulisan yang sesuai dengan aturan yang berlaku:
1)      Cara menulis judul/sub judul
2)      Cara menulis kutipan/catatan kaki
3)      Cara menulis daftar pustaka
4)      Teknik pengetikan
3.      Tahap pemeriksaan/revisi
Apabila karangan sudah selesai ditulis, tahap pemeriksaan perlu dilakukan agar tulisan itu lebih sempurna.Mungkin ada yang perlu diperbaiki, dibuang karena informasi itu tidak relevan atau bisa saja ditambah dan diperluas.Pemeriksaan dapat dilakukan secara menyeluruh yaitu:
a.       Pemeriksaan melalui kerangka dilihat dari sudut sistematika dan logika;
b.      Periksaan bahasa menyangkut penulisan paragraf, kalimat efektif, pilihan kata, dan ejaan;
c.       Pemeriksaan teknik penulisan. Apakah sudah sesuai dengan pedoman umum ejaan yang disempurnakan?
Sejalan dengan pendapat Sabarti, menyusun tulisan diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:
1)      Tahap Prapenulisan/ Tahap Perencanaan
Tahap prapenulisan merupakan tahap persiapan sebelum menulis. Dalam tahap ini langkah yang ditempuh sebagai berikut :
a)      Menentukan topik
Topik diperoleh dari pengalaman, membaca, pengamatan, pendapat, sikap, dan tanggapan yang dipertanggungjawabkan.
b)      Membatasi topik
Membatasi topik berarti mempersempit dan mengkhususkan lingkup pembi-caraan. Topik yang terlalu luas akan menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam. Topik yang terlalu sempit akan menghasilkan tulisan yang tidak jelas.
c)      Menentukan tujuan
Tahap menentukan tujuan berguna sebagai pola yang didasari tulisan secara menyeluruh.Tujuan yang dirumuskan secara jelas karena merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan menulis.
d)     Membuat kerangka karangan
Kerangka tulisan merupakan rencana kerja penulis dalam mengembangkan gagasan. Kerangka tulisan yang disusun secara cermat akan sangat membantu penulis dalam hal-hal berikut:
·         Membantu penulis dalam mengembangkan tulisan secara teratur sesuai dengan susunan pikiran dalam kerangka.
·         Mencegah penulis mengulangi bahasa pada bagian-bagian sebelumnya.
·         Menyajikan pikiran-pikiran pokok yang dapat dirinci dan diperhalus.
·         Mencegah penulis ke luar dari sasaran yang telah ditentukan sesuai dengan topik atau judul.
·         Membantu penulis dalam mengatur urusan pembicaraan
·         Menunjukkan kepada penulis bahan-bahan penulisan yang diperlukan dalam pengembangan gagasan.
e)      Menentukan bahan
Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan.Bahan penulisan dapat berupa rincian, sejarah kasus, contoh penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab akibat, hasil penelitian, dan sebagainya.Bahan penulisan dapat diperoleh dari berbagai sumber.
2)      Tahap penulisan
Tahapan penulisan merupakan bahasan dari semua topik yang terdapat dalam kerangka karangan.Dalam penulisan karangan sangat diperlukan pilihan kata yang tepat, cermat, dan lugas, sehingga dalam tahap penulisan ini, penulis harus dapat mencurahkan seluruh penguasaan kosakata yang dimiliki.Tulisan yang baik adalah tulisan yang tidak lepas dari kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku.Oleh karena itu, dalam hal ini karangan harus ditulis dengan ejaan yang tepat, tanda baca yang tepat, dan sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.
3)      Tahap revisi
Pada tahap ini penulis harus membaca kembali tulisan yang telah dibuat.Kegiatan membaca kembali ini untuk melihat secara teliti bagian-bagian yang perlu mendapat perbaikan, terutama dalam penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata, paragraf, logika kalimat, sistematika tulisan, pengetikan, dan sebagainya.
Menulis merupakan suatu proses. Didalamnya diperlukan proses-proses agar tulisan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam menentukan tema yang akan diangkat diperlukan intuisi yang kuat dalam mengembangkan gagasan yang akan dituangkan. Konsentrasi dan fokus pada apa yang dikerjakan, setelah selesai bacalah kembali dan lakukan proses revisi agar apa yang ditulis menghasilkan tulisan yang baik.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pramenulis merupakan tahap siap menulis, Murray (1985) menyebut tahap ini dengan tahap penemuan menulis. Pada tahap pramenulis siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis. Dalam hal ini guru bisa menggunakan berbagai strategi pramenulis yang diimplementasikan di kelas untuk membantu siswa memilih tema dan menentukan lncarnya proses menulis. Bila guru menentukan tema untuk siswa dan tem tersebut tidak sesuai dengan minat serta skemata siswa maka kegiatan menulis siswa akan terhambat.
Misalnya saja dalam pembelajaran menulis cerita, tema cerita yang harus ditulis siswa harus sesuai dengan minat mereka.Selama tahap perbaikan, penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka. Siswa biasanya mengakhiri proses menulis begitu mereka mengakhiri dan melengkapi draf kasar, mereka percaya bahwa tulisan mereka telah lengkap.
Revisi bukan penyempurnaan tulisan, revisi adalah mempertemukan kebutuhan pembaca dengan menambah, mengganti, menghilangkan, dan menyusun kembali bahan tulisan. Penyuntingan merupakan penyempurnaan tulisan sampai pada bentuk akhir. Sampai tahap ini, fokus utama proses menulis adalah pada isi tulisan siswa dengan fokus berganti pada kesalahan mekanik. Siswa menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal yang lain.Pada tahap akhir proses penulisan, siswa mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang diberikan teman atau siswa lain, orangtua dan komunitas mereka sebagai penulis. Pada tahap publikasi siswa mempublikasikan hasil penulisannya melalui kegiatan berbagi hasil tulisan (sharring).



DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah. Sabarti.dkk. 2001. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka (UT).
Badudu. J.S. 1985. Pelik-Pelik  Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Prima.
Dalman. 2009. Keterampilan Menulis. Bandar Lampung.
Nadeak, wilson. 1983. Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses?. Bandung: Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 1981. Menulis; Sebagai Suatu KetrampilanBerbahasa. Bandung Angkasa.
Yusuf, Mohammad Suparno. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka (UT).


No comments:

Post a Comment