asas individualitas, asas lingkungan asas kerjasama




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.  Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seseorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.
Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menguasai seperangkat  pengetahuan dan keteramilan dalam mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta menjadi lebih baik.
Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas. Guru merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang akan dibahas dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik.Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era globalisasi.Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang tua. Berdasarkan kenyataan yang ada, pemerintah telah mengupayakan berbagai hal, diantaranya sertifikasi guru. Dengan adanya program sertifikasi tersebut, kualitas mengajar guru akan lebih baik.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian asas individualitas?
2.      Apa pengertian asas lingkungan?
3.      Apa pengertian asas kerjasama?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk:
1.      Mengetahui pengertian asas individualitas?
2.      Mengetahui pengertian asas lingkungan?
3.      Mengetahui pengertian asas kerjasama?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Asas Individualitas
Asas individualitas ditujukan untuk menyesuaikan materi pelajaran dengan keragaman individual peserta didik. Keragaman itu menyangkut berbagai aspek perkembangan, seperti kecerdasan, minat, sikap, motivasi belajar, dan kebiasaan belajar.
Keragaman individual ini memberikan pengaruh yang beragam pula kepada proses dan keberhasilan belajar setiap peserta didik. Oleh karena itu janganlah heran, apabila hasil test atau ulangan peserta didik senantiasa berbeda dari yang sangat buruk sampai yang sangat baik.
Keadaan yang ideal ialah memberi pelajaran sedemikian rupa sehingga setiap anak maju menurut kesanggupan masing-masing. Dalam praktek ideal ini tidak dapat atau sangat sukar dilaksanakan sepenuhnya, melihat batas-batas kesanggupan guru (waktu, tenaga, pendidikan, alat pengajaran dan sebagainya), dan banyakya jenis perbedaan anak. Walaupun demikian guru dapat berusaha untuk memenuhi prisnsip individualitas ini dan melepaskan diri dari pengajaran yang uniform semata-mata. Ada beberapa cara untuk memenuhi prisip individualitas ini adalah:
1.      Pengajaran Individual
Peserta didik menerima tugas yang diselenggarakannya menurut kecepatan masing-masing.
2.      Tugas tamabahan
Peserta didik yang pandai mendapat tugas tambahan (pengayaan) di atas tugas umum bagi seluruh kelas.
3.      Pengajaran proyek
Peserta didik mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan minat serta kesanggupannya.

4.      Pengelompokan menurut kesanggupan (kemampuan, atau minat)
Kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas peserta didik yang mempunyai kesanggupan, kemampuan, atau minat yang sama.
Kasus/Problem Solving
Murid merupakan kesatuan individu yang memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, mska perhatian yang harus diberikan pun mesti berbeda. Di kita biasanya di kelas-kelas siswa sangat heterogen sehingga ini paling tidak akan menjadi sedikit kendala bagi seorang guru, tapi tetap seorang guru harus mampu menghadapi itu semua.
Yang saya lakukan biasanya diakhir saya suka bertanya tentang materi yang sudah saya sampaikan apakah mereka paham atau tidak, kalau tidak saya mempersilahkan untuk bertanya mana yang belum paham sehingga kalau orang yang belum paham terbuka sama kita hasilnya nanti akan rata sekalipun tidak sama persis. Cara lain yang biasa dilakukan dalam menjelaskan saya lebih banyak menitik beratkan pokus perhatian saya kepada siswa yang dianggap kurang.
Memang idealnya di sekolah harus diterapakan sistem pemisahan kelas sesuai dengan tarap kemampuan siswa, biasanya siswa yang kemampuannya sudah lebih dari yang lain akan merasa bosan kalau kita senantiasa menyesuaikan dengan yang belum bisa. Oleh karenanya pemisahan kelas akan sangat efektif. Dan ini yang sudah dilaksanakan salah satunya oleh MTs Darussalam. Di sini dikenal ada kelas khusus yaitu siswa-siswa yang dianggap memiliki kemampuan lebih dibanding dengan yang lainnya, sehingga akan sangat membantu guru dalam mengajar.



B.     Asas Lingkungan
Sekolah tidak lepas dari masyarakat. Sekolah didirikan masyarakat untuk mendidik anak menjadi warga negara yang berguna dalam masyarakat. Tetapi di samping itu, masyarakat atau lingkungan dapat pula merupakan laboratorium dan sumber yang penuh kemungkinan untuk memperkaya pengajaran. Oleh ebab itu, setiap guru harus mengenal masyarakat serta lingkungannya dan menggunakannya secara fungsional dalam pelajarannya.
Ada bermacam-macam cara untuk menggunakan sumber-sumber dalam lingkungan untuk kepentingan pelajaran. Pada umumnya kita dapat membaginya dalam dua golongan:
1.      Membawa anak ke dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran. Contohnya adalah karyawisata. Karyawisata mempunyai nilai-nilai sebagai berikut:
a.       Memberikan pengalaman-pengalaman langsung. Anak belajar dengan menggunakan segala macam alat indra.
b.      Memberi motivasi kepada murid untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu
2.      Membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran. Contohnya adalah benda-benda seperti pameran atau koleksi.
Selama karyawisata dan survey anak-anak mendapat kesempatan untuk mengumpulkan berbagai-bagai benda. Anak dapat mengumpulkan hasil industri dan pertanian dari lingkungan sekolah itu seperti obat-obatan, kue, macam-macam tekstil dan sebagainya. Mereka dapat pula mengumpulkan benda-benda dan binatang dari alam sekitarnya seperti jenis-jenis batu, pasir, tanah, bunga, serangga, dan lain sebagainya. Dapat pula mereka meminta agar seorang murid memperlihatkan koleksi batu-batu, perangko, boneka, dan lain sebagainya. Benda-benda itu hendaknya dipamerkan di sekolah.
Asas lingkungan ini terkait dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam memanfaatkan lingkungan, yaitu:
1.      Membawa anak ke dalam lingkungan untuk keperluan pelajaran, melalui: karya wisata, service projects (pengabdian masyarakat), survey,wawancara dan school camping.
2.      Membawa sumber-sumber dari lingkungan atau masyarakat ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran dengan cara mendatangkan resource person (narasumber), benda-benda bersejarah, atau menyelenggarakan pameran atau carier day. 

C.    Asas Kerjasama
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, pendidikan mengantarkan siswa agar menjadi manusia seutuhnya maupun menjadi makhluk yang secara individu bertanggung jawab pada dirinya, keluarga, dan bangsanya dengan memiliki pengetahuan, ketrampilan, moral ketaqwaan dan mempunyai komitmen pada bangsa dan negara, sekaligus jadi makluk sosial yang demokratis, toleran dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pada pembelajaran yang menggunakan kerja kelompok perlu menerapkan prisip-prinsip sebagai berikut:
1.      Siswa harus mempunyai kejelasan tujuan.
2.      Setiap anggota harus mempunyai konstribusi untuk menyelesaikan tugas.
3.      Anggota harus bertanggung jawab pada kelompok.
4.      Pemecahan masalah harus demokratis.
5.      Pimpinan kelompok harus menciptakan suasana yang dinamis.
6.      Setiap anggota harus bertanggung jawab pada kelompok.
7.      Perlu digunakan penilaian terhadap kemajuan kelompok.
8.      Mampu menimbulkan perubahan yang konstruktif.
9.      Setiap anggota merasa puas dan aman dalam belajar.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Asas individualitas adalah keadaan yang ideal ialah memberi pelajaran sedemikian rupa sehingga setiap anak maju menurut kesanggupan masing-masing. Dalam praktek ideal ini tidak dapat atau sangat sukar dilaksanakan sepenuhnya, melihat batas-batas kesanggupan guru (waktu, tenaga, pendidikan, alat pengajaran dan sebagainya), dan banyakya jenis perbedaan anak. Walaupun demikian guru dapat berusaha untuk memenuhi prisnsip individualitas ini dan melepaskan diri dari pengajaran yang uniform semata-mata.
Asas lingkungan adalah anak dapat mengumpulkan hasil industri dan pertanian dari lingkungan sekolah itu seperti obat-obatan, kue, macam-macam tekstil dan sebagainya. Mereka dapat pula mengumpulkan benda-benda dan binatang dari alam sekitarnya seperti jenis-jenis batu, pasir, tanah, bunga, serangga, dan lain sebagainya. Dapat pula mereka meminta agar seorang murid memperlihatkan koleksi batu-batu, perangko, boneka, dan lain sebagainya. Benda-benda itu hendaknya dipamerkan di sekolah.
Asas kerjasama adalah pendidikan mengantarkan siswa agar menjadi manusia seutuhnya maupun menjadi makhluk yang secara individu bertanggung jawab pada didrinya, keluarga, dan bangsanya dengan memiliki pengetahuan, ketrampilan, moral ketaqwaan dan mempunyai komitmen pada bangsa dan negara, sekaligus jadi makluk sosial yang demokratis, toleran dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.


B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebaiknya :
1.      Guru harus mengetahui kondisi fisik dan mental peserta didik yang berbeda satu sama lain dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar peserta didik
2.      Guru harus mengenal lingkungan sekolah sebab belajar bukan sekedar dalam kelas melainkan lingkungan pun dapat dijadikan sebagai sumber belajar siswa yang menyenangkan.
3.      Guru harus mampu mengetahui peserta didiknya dengan mengembangkan prestasi yang dimiliki seperti kecerdasan, minat, sikap, motivasi belajar dan kebiasaan belajar siswa serta prestasi siswa dalam bekerjasama dengan teman sekelompoknya.


DAFTAR PUSTAKA

Hanjuntak. dan Pasaribu. (1982). Pendidikan Nasional(Tinjauan Pedagogik Teoritis). Bandung: Tarsito.
Yusuf,S. (2007). Pedagogik Pendidikan Dasar. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI.


LAMPIRAN

Pertanyaan:
1.      Desi Rani ( Kelompok 10 )
Bagaimana cara pengajaran anak, agar kaidah pengajaran berjalan maksimal oleh guru?
2.      Aulia Ulfah ( Kelompok 3 )
      Apa contoh tugas dalam prinsip individualitas?
3.      Indah Purnama Sari ( Kelompok 8 )
Bagaimana cara menerapkan asas kerja sama pada siswa anak SD?

Jawaban:
1.      Jadi cara pengajaran anak, agar kaidah pengajaran berjalan maksimal oleh guru, yaitu dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a.       Sebelum melakukan pengajaran guru harus mampu menyusun, membuat RPP.
b.      Guru harus membuat pembelajaran dan tindakan pembelajaran.
c.       Guru melakukan penilaian terhadap murid.
d.      Refleksi ( melihat berhasil tidaknya pembelajaran.

2.      Contoh tugas dalam prinsip individualitas
a.       Pengajaran Individual
Peserta didik menerima tugas yang diselenggarakannya menurut kecepatan masing-masing.
b.      Tugas tamabahan
Peserta didik yang pandai mendapat tugas tambahan (pengayaan) di atas tugas umum bagi seluruh kelas.
c.       Pengajaran proyek
Peserta didik mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan minat serta kesanggupannya.
d.      Pengelompokan menurut kesanggupan (kemampuan, atau minat)
Kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas peserta didik yang mempunyai kesanggupan, kemampuan, atau minat yang sama.

3.      Cara menerapkan asas kerja sama pada siswa anak SD, yaitu:
a.       Siswa harus mempunyai kejelasan tujuan.
b.      Setiap anggota harus mempunyai konstribusi untuk menyelesaikan tugas.
c.       Anggota harus bertanggung jawab pada kelompok.
d.      Pemecahan masalah harus demokratis.
e.       Pimpinan kelompok harus menciptakan suasana yang dinamis.
f.       Setiap anggota harus bertanggung jawab pada kelompok.
g.      Perlu digunakan penilaian terhadap kemajuan kelompok.
h.      Mampu menimbulkan perubahan yang konstruktif.
i.        Setiap anggota merasa puas dan aman dalam belajar.
Tambahan dan Sanggahan:
1.      Indah Purnama Sari ( Kelompok 8 )
Agar tercapainya proses belajar mempunyai 5 aspek, antara lain:
a.       Keterampilan belajarnya
b.      Mengolah keterampilan belajarnya
c.       Mengalokasikan waktu
d.      Memanfaatkan metode
2.      Desi Rani ( Kelompok 10 )
Contoh tugas dalam individualitas, antara lain:
a.       Siswa diajarakan pembelajaran yang mudah terlebih dahulu, seperti gotong royong, dll.
b.      Guru memberikan tugas yang mudah bagi peserta didiknya.


3.      Aulia Ulfah ( Kelompok 3 )
Cara menerapkan pembelajaran asas kerjasama pada anak SD dikarenakan pembelajaran seperti itu anak SD belum mempunyai rasa individual yang tinggi.  Misalkan dengan melalui proses pembelajaran seperti menyusun sebuah kalimat yang diberikan oleh guru.

No comments:

Post a Comment