MAKALAH
“BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN”
(Ditujukan Guna Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar Ilmu
Pengetahuan Alam)
Dosen Pengampu : Asep Saefudin, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas SD13.A-2
Semester 3
Ismi
Maola 130641085
Rosidin 130641062
Wahyu Rosidin 130641073
Yuniah 130641052
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2014
Kata Pengantar
Puji
syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan
rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Besaran, Satuan, dan Pengukuran Adapun
tujun dari penyusunan dalam tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Konsep Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam”.
Dalam
penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini tidak akan selesai
dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari
dosen pengampu mata kuliah “Konsep
Dasar Ilmu Pengatahuan Alam” Bapak “Asep Saefudin
M.Pd”.
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki maka penyusun meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua didalam dunia
pendidikan. Dan semoga mampu menjadi pendidik yang patut di tauladani oleh anak
didik.
Cirebon Setember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar
Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
A. Pengertian Besaran ................................................................................................... 2
B. Pengertian Satuan ..................................................................................................... 3
C. Pengertian Pengukuran ............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13
A. Kesimpulan
............................................................................................................... 13
B. Saran
......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULAN
A.
Latar
Belakang
Tanpa kita sadari setiap hari kita
menggunakan alat ukur sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan maupun
mempermudah aktivitas kita. Alat ukur yang di gunakan dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita temui
adalah alat ukur dari besaran pokok. Berbagai macam alat ukur dari besaran
pokok inilah yang mempermudah kita mengetahui beberapa hasil dari pengukuran
yang didapat. Namun yang sering kita temui dan kita gunakan, dari 7 besaran
pokok yang ditetapkan dalam satuan internasioanal berupa panjang, suhu, massa,
waktu, intensitas cahaya, dan jumlah zat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Besaran?
2. Apa
pengertian Satuan?
3. Apa
pengertian Pengukuran?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian Besaran
2. Untuk
mengetahui pengertian Satuan
3. Untuk
mengetahui pengertian Pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat
diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan. Besaran
berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
1.
Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari
pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya.
Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat
diukur dengan menggunakan neraca.
2.
Besaran non Fisika yaitu besaran yang
diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi
alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran
Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
a) Besaran Pokok adalah besaran
yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran
pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan
yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi).
Besaran
|
Satuan
|
Lambang
Satuan
|
Panjang
|
Meter
|
m
|
Massa
|
Kilogram
|
kg
|
Waktu
|
Sekon
|
s
|
Suhu
|
Kelvin
|
K
|
Kuat
Arus
|
Ampere
|
A
|
Intensitas
Cahaya
|
Candela
|
cd
|
Jumlah
Zat
|
Mol
|
mol
|
*tabel
besaran pokok
Besaran
Tambahan
|
Satuan
|
Lambang
Satuan
|
Sudut
Datar
|
Radian
|
rad
|
Sudut
Ruang
|
Steradian
|
sr
|
*
tabel besaran tambahan
b) besaran
turunan
besaran
yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya.
Besaran
Turunan
|
Nama
Satuan
|
Lambang
Satuan
|
Kecepatan
|
meter/sekon
|
m/s
|
Massa
jenis
|
kilogram/meter3
|
kg/m3
|
Luas
|
meter2
|
m2
|
Volume
|
meter3
|
m3
|
Gaya
|
newton
|
N
|
energi
|
Newton.meter
= joule
|
N.m
= j
|
*tabel besaran turunan
dan satuannya
Selain
itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua,
yaitu besaran skalar dan besaran vector.
1. Besaran skalar yaitu
besaran yang mempunyai besar dan satuan
saja tanpa memiliki arah. Contoh : pangjang, massa, waktu
2. Besaran vektor yaitu
besaran yang memiliki besar (nilai), satuan
dan arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.
B.
Pengertian
Satuan
Satuan
adalah suatu pembanding dalam pengukuran atau
membandingkan besaran dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan
merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.
Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan
kesulitan. Kalian harus melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk
memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli
sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar
Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
Satuan
Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya
secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat
untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya
perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut
sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan
Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W)
ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional
dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere,
kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik,
yaitu suatu sistem satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang
didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu
juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama
di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan
baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.
No
|
Besaran
|
MKS
|
CGS
|
1
|
Panjang
|
m
|
Cm
|
2
|
Massa
|
kg
|
gram,
ons, pounds
|
3
|
Waktu
|
detik
|
menit,
jam, hari
|
4
|
Gaya
|
newton
|
Dyne
|
5
|
Energi
|
joule
|
kalori,
erg
|
6
|
Suhu
|
kelvin
|
Celcius,
Fahrenheit, Reamur
|
Sistem Satuan Internasional (SI) :
Sistem satuan yang berlaku secara internasional (mendunia). Sistem Satuan
Internasional (SI) di bagi menjadi dua, yaitu:
a) Sistem
MKS : (Meter, kilogram, sekon, atau detik).
b) Sistem
CGS : (Sentimeter, gram, sekon, atau detik).
C.
Pengertian
Pengukuran
Fisika adalah ilmu yang
mempelajari gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi , listrik, dan
magnet. Proses pengamatan gejala alam tersebut bermula dari pengamatan yang
dilakukan oleh indera kita. Akan tetapi pengamatan tersebut harus disertai
dengan data kuantitatif yang dapat diperoleh dari hasil pengukuran.
Pada proses pengukuran, alat
ukur merupakan bagian terpenting dari sebuah pengamatan. Dalam kehidupan
sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak pernah luput dari
kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras, daging, mengukur
tinggi badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan bentuk aktivitas
pengukuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran merupakan bagian
dari kehidupan manusia. Melalui hasil pengukuran kita bisa membedakan antara
satu dengan yang lainnya. Pengukuran agar memberikan hasil yang baik maka
haruslah menggunakan alat ukur yang memenuhi syarat.
Suatu alat ukur dikatakan
baik bila memenuhi syarat yaitu valid (sahih)dan reliable (dipercaya).
Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian alat ukur juga harus diperhatikan.
Semakin teliti alat ukur yang digunakan, maka semakin baik kualitas alat ukur
tersebut.
Mengukur pada hakikatnya
adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang sudah distandar.
Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan neraca dengan berbagai
ketelitian, mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter, mengukur waktu
dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain sebagainya. Mistar,
jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca, amper meter, termometer merupakan
alat ukur yang sudah distandar. Penggunaan alat ukur yang sudah distandar, maka
siapapun yang melakukan pengukuran, dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan
kapanpun pengukuran itu dilaksanakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
1.
Instrumen Pengukuran
Instumen pengukuran adalah alat yang digunakan untuk melakukan
pengukuran. Hasil akhir dari proses pengukuran sangat tergantung pada kemampuan
alat ukur yang digunakan. Kemampuan alat ukur dapat diketahui dari berbagai
kriteria yang ditetapkan, diantaranya adalah:
a.
accuracy, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang mendekati
hasil sebenarnya.
b.
Presisi, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dari pengukuran
yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama.
c.
Sensitivitas, adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan yang
akan diukur.
d.
Kesalahan (
error ), adalah penyimpangan hasil
ukur terhadap nilai yang sebenarnya
Idealnya sebuah alat ukur
memiliki accuracy, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga
tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat.
2.
Pengukuran Besaran Pokok
a.
Pengukuran Besaran Panjang
Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan
mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut memiliki
nilai ketelitian yang berbeda-beda. Nilai ketelitian adalah nilai terkecil yang
masih dapat diukur.
1)
Mistar
Mistar merupakan alat ukur panjang yang paling sederhana dan sudah
lumrah dikenal orang. Ada dua jenis mistar yang sering digunakan, yaitu stik
meter dan mistar metrik. Stik meter memiliki panjang 1 meter dan memiliki skala
desimeter, sentimeter, dan milimeter. Mistar metrik memiliki panjang 30
sentimeter. Mistar memiliki skala pengukuran terkecil 1 milimeter, sesuai
dengan jarak garis terkecil antara dua garis yang saling berdekatan.
Ketelitiannya adalah 0,5 milimeter, atau setengah dari skala terkecil.
*gambar
mistar
Ketika kita akan mengukur
panjang suatu objek dengan menggunakan sebuah
mistar kita letakan ujung mistar yang menunjukan
nilai nol ke ujung objek yang akan diukur,
kemudian baca panjang skala yang terdekat dengan ujung objek yang diukur
tersebut. Angka tersebut menunjukan panjang objek
yang kita ukur Untuk pengukuran dengan
menggunakan mistar atau penggaris, kita harus membaca
skala pada alat secara benar, yaitu posisi mata tepat di atas tanda yang akan
dibaca. Posisi yang salah akan menyebabkan kesalahan
baca atau kesalahan paralaks.
2) Meteran
lipat (pita pengukur)
a) Digunakan untuk megukur suatu obyek
yang tidak bisa dilakukan dengan mistar, misalnya karena ukurannya terlalu
panjang atau bentuknya tidak lurus.
b) Mempunyai tingkat ketelitian sampai
dengan 1 mm.
3) Jangka sorong
a) Digunakan untuk mengetahui panjang
bagian luar maupun bagian benda dengan sangat akurat / teliti
b) Mempunyai tingkat ketelitian sampai
dengan 0,1 mm
Jangka sorong seperti pada gambar di
atas adalah jangka sorong yang skalanya mudah dibaca. Tetapi jangka sorong yang
ada di laboratorium sekolah mempunyai cara pembacaan skala yang berbeda, dimana
ada skala utama dan skala
vernier/nonius.
Cara membaca skala:
Hasil pembacaan = 4,74 cm atau 47,4
mm
4) Mikrometer Sekrup
a) Digunakan untuk mengetahui ukuran
panjang yang sangat kecil
b) Mempunyai tingkat ketelitian sampai
dengan 0,01 mm
b. Alat Ukur Massa
Neraca
yang digunakan di laboratorium fisika pada umumnya berbeda neraca yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh neraca
berbagai bentuk.
Dan di bawah ini adalah contoh
neraca yang sering ditemukan di laboratarium
Ada empat macam prinsip kerja
neraca, yaitu:
1. Prinsip kesetimbangan gaya
gravitasi, contoh neraca sama lenga
2. Prinsip kesetimbangan momen gaya,
contoh neraca dacin
3. Prinsip kesetimbangan gaya elastis,
contoh neraca pegas untuk menimbang bahan-bahan ku
4. Prinsip inersia (kelembaman), contoh
neraca inersia
c.
Alat Ukur Waktu
Sebenarnya ada banyak alat ukur waktu
yang tersedia, seperti jam tangan, jam dinding, jam bandul dan sebagainya.
Namun yang sering digunakan di laboratorium adalah stopwatch.
Ada banyak jenis stopwatch dengan berbagai ketelitian, mulai
dari 1 detik, 1/10 detik, sampai 1/100 detik. Ada
juga stopwatch digital dengan ketelitian yang sangat tinggi, misalnya fasilitas
stopwatch di handphone.
d. Alat Ukur Suhu (temperatur)
Alat
ukur suhu adalah termometer, dan ada banyak jenis termomter. Dilihat dari jenis
skala ada tiga macam termomometer, yaitu Celcius, Fahrenheit, dan Reamur.
Ditinjau dari bahan termometrik yang digunakan juga ada tiga jenis termometer,
yaitu termometer gas, zat cair, dan zat padat (termokopel dan hambatan
platina).
e.
Alat Ukur Massa jenis
Massa jenis termasuk besaran turunan yaitu sama dengan
massa dibagai volume benda. Oleh karena itu, untuk menentukan massa jenis
sebuah benda kita perlu dua alat ukur, yaitu alat ukur massa (neraca) dan
alat ukur volume (penggaris untuk benda yang teratur bentuknya atau gelas
ukur).
Cara lain untuk mengukur volume benda adalah dengan
memasukkan benda langsung ke dalam gelas ukur.
Contoh:
Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 12,4 ml.
Setelah sebuah benda dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 20,2
ml. Jadi volume benda tersebut adalah 20,2 ml – 12,4 ml atau 7,8
ml
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Besaran adalah sesuatu yang dapat
diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan. Besaran
berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
1. Besaran Fisika yaitu besaran
yang diperoleh dari pengukuran.
2. Besaran non Fisika
yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan..
Besaran
Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Satuan
adalah suatu pembanding dalam pengukuran atau
membandingkan besaran dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan
merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.
Mengukur pada hakikatnya
adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang sudah distandar.
Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan neraca dengan berbagai
ketelitian, mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter, mengukur waktu
dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain sebagainya.
B.
Saran
Semoga setelah membaca makalah ini para
pembaca lebih memahami lagi apa itu besaran, satuan, dan pengukuran. Dan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami meminta kritik dan
saran nya yang bersifat relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.
(2005). Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Slamet,
A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Soejoto
dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti
Depdiknas.
Tim
Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas,
Jakarta
http://physics.nist.gov/cuu/Units/units.htmlhttp://www.metricviews.org.uk/2007/06/07/british_cast_kilogram/
Buat soal pilihan ganda?
ReplyDelete